I. PENDAHULUAN
Dengan demikian pesatnya perkembangan informasi dan tekhnologi dewasa ini, sudah banyak pekerjaan yang dipermudah oleh kehadiran “komputer” yang kemudian menggerakkan suatu mesin untuk bekerja sesuai dengan kehendak kita dengan hasil yang maksimal, sehingga peran “manusia” lambat laun dapat tergeser oleh kehadiran “tekhnologi”, perilaku manusia akan menjadi lebih individualistis akibat ketergantungan pada sebuah komputer, akhirnya kerjasama antar individu akan mengalami “pelunturan” nilai. Namun dalam sebuah organisasi apapun nama dan tujuannya, niscaya tidak akan memperoleh keberhasilan yang dapat dirasakan semua anggotanya tanpa adanya hubungan yang baik antar anggotanya, baik antara anak buah dengan anak buah lainnya maupun antara anak buah dengan pimpinan dan antar pimpinan yang lain. Perilaku manusia dalam sebuah organisasi sangat menentukan keberhasilan mencapai suatu tujuan, untuk itu perlu dirumuskan suatu cara mencapainya yaitu dengan membangun sebuah team yang solid dan tangguh.
II. BAGAIMANA MEMBANGUN SEBUAH TEAM YANG SOLID
Ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan dalam membangun sebuah team yang solid dan tangguh, dan menurut penulis tahapan-tahapan ini seyogyanya dapat dilalui dalam suatu mekanisme yang berurut untuk mendapatkan hasil yang maksimal, tahapan tersebut antara lain :
A. Membangun kepercayaan
Mengumpamakan diri kita sebagai seorang pimpinan/manajer, kita pertama harus membangun kepercayaan, yang meliputi ;
1. Kepercayaan diri anggota team
Sebuah team tidak akan dapat memulai pekerjaannya bilamana pada anggotanya tidak tertanam rasa percaya diri, sebuah pekerjaan yang dilakukan tanpa kepercayaan diri akan fatal akibatnya karena dikerjakan dalam situasi penuh keraguan atas kemampuan diri yang dianggap kurang. Kemampuan seseorang dapat ditingkatkan dengan pembelajaran, cara belajar meningkatkan kemampuan yang paling efektif dalam sebuah team adalah dengan belajar kepada anggota team lainnya.
2. Rasa saling percaya antar anggota dan kepercayaan kepada pimpinan team
Pekerjaan yang paling susah dilaksanakan, begitulah kira-kira. Tapi dimulai dari seorang pimpinan yang mau memberikan kepercayaan dalam melaksanakan suatu pekerjaan kepada anggota team maka anggota team akan merasa berdiri pada posisinya, dipercaya oleh pimpinan adalah mejadi predikat tersendiri bagi seorang anggota team. Rasa senang karena mendapat kepercayaan dari pimpinan dengan serta merta akan menular kepada anggota team lainnya untuk berusaha memperoleh kepercayaan dari pimpinan juga, namun tentunya dengan cara yang sesuai dengan prosedur serta sesuai tingkatan masing-masing.
B. Membangun Semangat
1. Semangat Individu
2. Semangat Team
3. Semangat Kerja
Ketiganya harus dipisahkan dalam semangat sebagai masing-masing pengimplementasian, hampir mirip dengan motivasi tapi semangat lebih cenderung kepada suatu simbolisasi makna dan tujuan kerja dalam sebuah team, misal ; “RAIH JUARA 2009!!”, “GO TO THE BEST 2009!!”, sehingga dengan pemahaman bahwa setiap anggota sebagai individu maupun sebagai sebuah team dan setiap anggota dalam bekerja harus selalu tertanam semangat untuk menjadi “Juara”, menjadi “the best” bagi dirinya sendiri, team maupun cara bekerjanya.
C. Memahami cara kerja dan tujuan Team
Paham bagaimana cara kerja sebuah team bagi setiap anggota didalamnya adalah sangat penting, dan yang paling mendasar untuk dipahami adalah bahwa sebuah team tidak akan bekerja dengan baik bilamana suatu tujuan dan pekerjaan tidak dilakukan secara bersama-sama. Pekerjaan akan mejadi lebih ringan bila para anggota dalam sebuah team saling membantu sesuai dengan porsi dan tingkat keanggotaannya untuk kemudian mendapatkan tujuan yang ingin dicapai.
D. Menentukan perencanaan
Dalam mencapai tujuan sebuah team, sekalipun team itu kecil tetap harus melalui tahapan ini yaitu perencanaan. Proses perencanaan yang baik adalah dengan melibatkan seluruh anggota team dalam perumusan perencanaan tersebut. Perencanaan yang hanya dilakukan oleh pimpinan saja akan membuat para anggota team merasa melakukan pekerjaan pimpinan saja bukan pekerjaan team, sehingga akan berpengaruh pada pencapaian sasaran dan tujuan.
E. Membangun komunikasi
Berkomunikasi dengan baik antara pimpinan dengan anggota team sebenarnya bukan suatu hal yang susah dilakukan namun berat jika tidak biasa dilatihkan. Jalinan komunikasi yang sedemikian rupa diatur dengan baik tanpa meninggalkan etika dan nilai-nilai atau norma dalam organisasi tentu akan lebih efektif dalam menunjang keberhasilan team dalam mencapai tujuan bersama. Komunikasi dalam sebuah organisasi yang besar maupun team yang kecil pada dasarnya sama, yaitu dilakukan dengan penglihatan, pendengaran dan perasaan. Ketiganya setiap saat bisa dilakukan dan harus dilakukan dan sebaiknyalah secara bersama-sama, pemimpin mengatur dan memperlakukan anggotanya tidak hanya dengan lisan melalui perintah yang kemudian didengar oleh anggotanya tetapi perasaan juga harus dimainkan. Sebagai contoh ; bilamana seorang anggota minta ijin pulang lebih dahulu kepada pimpinannya karena anaknya sakit, maka si pimpinan tidak sepantasnya memaksakan kepada anggota untuk menyelesaikan pekerjaan sampai waktu kerja selesai.
F. Menerima perubahan yang relevan
Sebagai seorang pimpinan atau manajer dalam sebuah organisasi atau team diperlukan sikap dapat menerima suatu hal yang baru dari anggota maupun pihak di luar team yang akan dapat menjadikan suatu kebaikan dalam team tersebut, namun segala masukan tersebut tetap harus tetap mendapat filter agar tidak menjadikan team menurun kenerjanya.
G. Meningkatkan motivasi
Motivasi dalam hal ini lebih lebih cenderung mengenai sesuatu hal yang dapat memberikan dorongan bagi masing-masing individu anggota team dalam bekerja, seorang pemimpin wajib meningkatkan motivasi ini, yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain pemberian dukungan operasional yang cukup bilamana anggota melaksanakan pekerjaan diluar tugas rutinnya. Hal semacam ini secara tidak langsung akan dapat memacu motivasi para anggota team untuk dapat melaksanakan tugas dengan lebih baik.
H. Memberikan reward and punishment
Reward atau penghargaan atas suatu prestasi kerja yang dilakukan oleh anggota selayaknya mendapat apresiasi dari pimpinannya walaupun tingkat prestasi tersebut kecil tetapi paling tidak berupa suatu pujian saja sudah cukup bagi seorang anggota untuk mengetahui bahwa ternyata kerja anggota selama ini mendapat perhatian dari pimpinannya. Sebaliknya punishment yang hanya berupa teguran sekalipun sudah cukup memberikan arti kepada anggota tersebut untuk memperbaiki kinerjanya dan secara tidak langsung dapat memberikan contoh kepada anggota yang lain untuk tidak melakukan kesalahan yang sama sehingga tidak akan mendapatkan hukuman dari pimpinannya.
III. KESIMPULAN
Membangun sebuah team yang tangguh dan solid pada dasarnya bergantung kepada pemimpinnya, karakter sebuah team biasanya dibangun dari awal dan dari sosok seorang pemimpin, namun tetap saja tahapan dan dasar-dasar dalam membangun sebuah team sebagaimana diuraikan diatas harus dilakukan karena tanpa adanya kepercayaan, semangat, persamaan pemahaman, perencanaan, komunikasi, keterbukaan dan lain sebagainya akan sangat sulit membangun sebuah team yang tangguh.
Sebenarnya tidak hanya sebatas hal-hal tersebut yang dapat dijadikan dasar untuk membangun sebuah team yang tangguh, akan tetapi paling tidak kriteria-kriteria tersebut di atas bilamana dilaksanakan niscaya sebuah team yang tangguh akan dapat dibangun.